Pengabdian Masyarakat Penyuluhan dan Pembuatan Pupuk dari Limbah Kotoran sapi di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang

Penyuluhan mengenai penyusunan formulasi pakan untuk domba di Desa Poncokusumo oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2024, Mochamad Habib Lathiif Soleh: Kelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) telah melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan kegiatan salah satunya penyuluhan dan pembuatan limbah kotoran sapi di daerah timur Malang kepada sekelompok komunitas peternak di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Sabtu (20/07/2024).

Kegiatan penyuluhan dan pembuatan pupuk ini dilaksanakan dengan binaan dosen FKH UB drh. Widi Nugroho, pH.D. Mahasiswa tersebut menyampaikan bahwa pembuatan pupuk dari kotoran sapi sangat penting untuk dipahami bagi para peternak rakyat guna memaksimalkan pemanfaatan limbah kotoran serta mendukung sektor perkebunan jeruk yang optimal dan berkelanjutan nantinya.

Hingga saat ini, masih banyak peternak sapi di Indonesia yang langsung menuangkan kotoran sapi ke tanah dan tanaman daripada mengolahnya terlebih dahulu. Hal ini berisiko dalam hasil perkebunan jeruk yang merupakan sumber penghasilan terbesar yang ada di Desa Poncokusumo. Selain itu, di dalam kotoran sapi terdapat parasit yang dapat menjadi penyebaran penyakit zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

“Oleh sebab itu kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk dari limbah kotoran sapi ini sangat penting dilakukan kepada komunitas peternak masyarakat sekitar. Pentingnya mengolah limbah kotoran sapi juga harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas hasil perkebunan jeruk dan menghindar adanya penyebaran penyakit zoonosis” Papar Bibi selaku salah satu anggota kelompok KKN.

Acara yang dilaksanakan di halaman rumah salah satu peternak sapi potong yaitu Bapak Tono ini dihadiri oleh 13 peternak rakyat sekitar Dusun Drigu, Desa Poncokusumo, Malang yang mempunyai kurang lebih total 200 ekor ternak.

Penyuluhan ini dilakukan setelah para mahasiswa kelompok KKN binaan drh. Widi Nugroho ini melakukan pembelajaran pembuatan pupuk kotoran sapi dari sumber referensi yang terverifikasi.

Prosedur pembuatan pupuk dari limbah kotoran sapi diawali dengan persiapan alat dan bahan. Kemudian kotoran sapi dikeringkan. Akan tetapi, kotoran sapi yang mahasiswa dapatkan sudah kering sehingga tidak perlu dilakukan penjemuran untuk mengeringkan kotoran sapi. Di sisi lain, molases dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:3. Setelah itu tambahkan EM4 pada campuran tersebut. Kemudian Sebagian kotoran sapi diletakkan di tanah. Lalu serbuk gergaji ditimpa di atas kotoran sapi dan campuran air dituang menyebar di atasnya. Kemudian Langkah-langkah tersebut diulangi sampai tiga lapis kotoran sapi. Lalu kotoran sapi ditutup rapat menggunakan terpal. Hasil fermentasi untuk mendapatkan pupuk terbaik kurang lebih dua minggu.

Effendi, salah satu peternak sapi perah Desa Poncokusumo, mengungkapkan apresiasinya terhadap program KKN dan penyuluhan yang diadakan oleh mahasiswa FKH UB. “Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Para peternak di sini jadi lebih paham tentang pentingnya mengolah kotoran sapi dengan tepat untuk meningkatkan hasil sektor perkebunan jeruk yang ada di Desa Poncokusumo,” ungkapnya. 

Penyuluhan ini diharapkan dapat mendorong para peternak sapi untuk lebih memperhatikan aspek kualitas dan sanitasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas jeruk yang dihasilkan, serta mencegah adanya penyebaran penyakit zoonosis.

Kegiatan penyuluhan ini ditutup dengan diskusi interaktif antara mahasiswa dan peternak. Para peternak mendapatkan panduan praktis dan tips untuk membuat pupuk yang efektif dengan memanfaatkan limbah dari kotoran sapi yang tersedia di sekitar mereka dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi komunitas peternak dan petani kebun di Desa Poncokusumo dan sekitarnya, serta mencegah adanya penyebaran penyakit zoonosis yang berbahaya.